Oleh: Ali Sabilullah, S.Fil.I
Khutbah Pertama
إِنَّ الْحَمْدَ لله نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ
وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بالله مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ
أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ الله فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا
هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إلهَ إلا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ،
وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُه أَمَّا بَعْدُ ُ
فيا عبادالله, أوصيكم و إياي نفسى بتقوى الله. فقد
فاز المتقون وخاب الطاغون.
قَالَ تَعَالَى: يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ
تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.
Para Jama’ah
salat Jum’at yang dicintai Allah
Dalam
kehidupan di tengah-tengah masa yang katanya zaman keterbukaan ini, atau bahkan
ada yang mengatakan zaman edan, bila kita merasakan dengan mata hati, menjadi
makhluq andalan Tuhan yang namanya manusia menjadi serba rumit melihat fenomena
sehari-hari. Sampai-sampai marak istilah galau tingkat tinggi yang sejatinya
adalah depresi.
Betapa
tidak, lihatlah model kehidupan kita sehari-hari, diwarnai logika yang serba
terbalik; yang baik menjadi buruk; yang pantas berubah menjadi memalukan; yang
mulya tampak hina; dan yang halal dibalik menjadi haram. Sebaliknya, keburukan
menjadi kesukaan; ahli dosa menjadi idola; maksiat menjadi kegemaran; dan yang
haram menjadi kenyamanan.
Lihatlah
juga yang terjadi pada generasi muda; lebih hafal nyanyian dari pada ayat-ayat Al-Qur’an;
lebih ingat sejarah dan nama-nama para pemain sepak bola dan para artis dari
pada mengingat para Nabi dan orang-orang saleh; dan yang paling nampak lagi
adalah waktu mereka lebih banyak tersedot oleh kegiatan-kegiatan sekuler atau
duniawi yang dibingkis dengan iming-iming kemajuan, seperti latihan-latihan
menari, seni-seni tabu, musik, les-les, kursus-kursus, dari pada mengaji
Al-Quran dan menambah ilmu-ilmu agama.
Akibatnya,
generasi-generasi sekarang apalagi ke depan, tidak lain kecuali hanya akan
menjadi generasi yang sekuler, materialistik, bisanya hanya berdandan dan
bergaya, namun otaknya kosong dari keagamaan, batinnya hampa dari keimanan, dan
prilakunya gersang dari nilai-nilai welas asih dan kesantunan. Akhirnya,
hidup menjadi jauh dari barokah, kaya miskin menjadi sama saja, sama-sama
galaunya. Yang pendosa makin meraja lela dan yang tak berdosa kena imbasnya. Na’udzubillahi
min dzalik.
وَاتَّقُوا فِتْنَةً لا تُصِيبَنَّ الَّذِينَ ظَلَمُوا
مِنْكُمْ خَاصَّةً وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ
"Dan peliharalah dirimu dari
pada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara
kamu dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya." (QS, Al-Anfaal: 25)
Saudara-saudaraku jama’ah salat Jum’at yang dimulyakan Allah
Maukah
anak kita menjadi calon generasi yang demikian, cuma bisa bergaya atau
berdandan, disuruh ngaji cuma bisa seribu alasan, atau ketika disuruh salat
alasannya sejagat? Atau, maukah kita menjadi bagian orang yang galau-galau itu?
Tentunya kita tidak mau. Namun kenapa kenyataan rusak seperti itu tetap
terjadi?
Jawabannya,
karena kita telah terperdaya oleh rayuan syetan yang memang nikmat namun
sejatinya mengakibatkan kita terjerumus ke dalam kesengsaraan dunia akherat.
Di
dalam Al-Qur’an jauh-jauh Allah swt telah menegaskan kepada kita tentang tipu
daya syetan itu,
وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلائِكَةِ اسْجُدُوا لآدَمَ
فَسَجَدُوا إِلا إِبْلِيسَ قَالَ أَأَسْجُدُ لِمَنْ خَلَقْتَ طِينًا قَالَ
أَرَأَيْتَكَ هَذَا الَّذِي كَرَّمْتَ عَلَيَّ لَئِنْ أَخَّرْتَنِ إِلَى يَوْمِ
الْقِيَامَةِ لأحْتَنِكَنَّ ذُرِّيَّتَهُ إِلا قَلِيلا قَالَ اذْهَبْ فَمَنْ
تَبِعَكَ مِنْهُمْ فَإِنَّ جَهَنَّمَ جَزَاؤُكُمْ جَزَاءً مَوْفُورًا
وَاسْتَفْزِزْ مَنِ اسْتَطَعْتَ مِنْهُمْ بِصَوْتِكَ وَأَجْلِبْ عَلَيْهِمْ
بِخَيْلِكَ وَرَجِلِكَ وَشَارِكْهُمْ فِي الأمْوَالِ وَالأولادِ وَعِدْهُمْ وَمَا
يَعِدُهُمُ الشَّيْطَانُ إِلا غُرُورًا إِنَّ عِبَادِي لَيْسَ لَكَ عَلَيْهِمْ
سُلْطَانٌ وَكَفَى بِرَبِّكَ وَكِيلا
Artinya, “Dan (ingatlah), tatkala Kami berfirman kepada para
malaikat: ‘Sujudlah kamu semua kepada Adam’, lalu mereka sujud kecuali iblis.
Dia berkata: ‘Apakah aku akan sujud kepada orang yang Engkau ciptakan dari
tanah?’ Dia (iblis) berkata: ‘Terangkanlah kepadaku inikah orangnya yang Engkau
muliakan atas diriku? Sesungguhnya jika Engkau memberi tangguh kepadaku sampai
hari kiamat, niscaya benar-benar akan aku sesatkan keturunannya, kecuali
sebahagian kecil’. Tuhan berfirman:
‘Pergilah, barang siapa di antara mereka yang mengikuti kamu, maka sesungguhnya
neraka Jahanam adalah balasanmu semua, sebagai suatu pembalasan yang cukup. Dan
hasunglah siapa yang kamu sanggupi di antara mereka dengan ajakanmu, dan
kerahkanlah terhadap mereka pasukan berkuda dan pasukanmu yang berjalan kaki
dan berserikatlah dengan mereka pada harta dan anak-anak dan beri janjilah mereka.
Dan tidak ada yang dijanjikan oleh setan kepada mereka melainkan tipuan belaka.
Sesungguhnya hamba-hamba-Ku, Kamu tidak dapat berkuasa atas mereka. Dan
cukuplah Tuhan-mu sebagai Penjaga". (Al-Isra’: 60-65)
Dari
ayat di atas sudah sangat jelas, bahwa syetan memiliki dendam kesumat kepada
kita sebagai manusia keturunan Nabi Adam as sampai hari kiamat dengan berbagai
cara. Dalam mengabadikan misi balas dendamnya itu, orang-orang Yahudi, kafir,
dan para munafiq serta pengikut-pengikutnya menjadi penerusnya.
Dendam
kesumat itu diformat menjadi 3 misi Salibis, sebagaimana juga dijelaskan oleh
Habib syeh bin Yahya, untuk memusnahkan umat Muslim di dunia dan menjadi teman
abadinya di neraka kelak, yang dikenal dengan istilah budaya 3 F: Fashion,
Food, dan fun.
Misi Pertama Fashion, artinya pakaian. Yakni, mereka memproduk budaya pakaian-pakaian
maksiat yang disebar ke tanah-tanah Muslim dengan cara dipromo-budayakan
melalui para model, selebritis, dan pemain film, berupa pakaian ngapret, cekak,
dan busana neraka lainnya. Nah, di sinilah banyak tidak kita sadari, sehingga
menjadi sangat aneh, malah kita atau anak-anak kita justru kita bangga
membelikan pakaian-pakaian model syetan itu. Padahal sejatinya kita sedang
bangga dan bahagia dengan memakai pakaian yang pada akhirnya menyengsarakan
diri kita sendiri.
Begitu
juga, saking sangat lembutnya agresi pakaian ini, sampai-sampai tidak terasa
juga memasuki ke area busana muslimah. Caranya, model busananya tetap atas nama
Muslimah, hanya saja modelnya mulai diperketat, akhirnya bentuk-bentuk tubuhnya
tampak dikit demi sedikit. Tetap berjilbab, namun pakaiannya super ketat. Nabi shallallahu’alaihi wa sallam
bersabda,
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم صِنْفَانِ مِنْ أَهْلِ النَّارِ لَمْ أَرَهُمَا قَوْمٌ مَعَهُمْ سِيَاطٌ كَأَذْنَابِ الْبَقَرِ يَضْرِبُونَ بِهَا النَّاسَ وَنِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ مُمِيلاَتٌ مَائِلاَتٌ رُءُوسُهُنَّ كَأَسْنِمَةِ الْبُخْتِ الْمَائِلَةِ لاَ يَدْخُلْنَ الْجَنَّةَ وَلاَ يَجِدْنَ رِيحَهَا وَإِنَّ رِيحَهَا لَيُوجَدُ مِنْ مَسِيرَةِ كَذَا وَكَذَا
Artinya, Ada dua jenis penghuni neraka
yang saya tidak pernah melihatnya. (Pertama) Kaum yang memegang cambuk seperti
ekor sapi dan memukulkannya kepada orang-orang. (Kedua) Wanita yang berpakaian
tetapi telanjang. Mereka melenggak-lenggokkan badannya lagi sombong, kepala
mereka seperti punuk unta yang besar dan melenggak-lenggok. Mereka tidak akan
masuk surga dan tidak akan mencium wanginya, padahal wangi surga tercium dari
jarak sekian dan sekian (40 s.d 70 tahun). (HR. Muslim no.
2128)
Akibatnya,
tetap Muslim, atau tetap sregep salat, tapi setelah keluar dari salat kembali
lagi berprilaku maksiat. Maka dari itu ada sebuah adagium, STMJ: Salat Terus
Maksiat Tetap Jalan. Akhirnya, sesuai dengan apa yang disinggung Nabi saw,
bahwa di hari perhitungan amal kelak, banyak orang yang ibadah dan amalnya
dicampakkan oleh Allah di depan matanya sebagai ibadah yang sia-sia. Sampun
rumongso sregep salat nanging isek getun mburine. Allah menegaskan,
الَّذِينَ ضَلَّ سَعْيُهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ
يَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ يُحْسِنُونَ صُنْعًا قُلْ هَلْ نُنَبِّئُكُمْ
بِالأخْسَرِينَ أَعْمَالا
Artinya,
“Katakanlah: ‘Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang
paling merugi perbuatannya? Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya
dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat
sebaik-baiknya.” (QS, Al-Kahfi: 103-104)
Saudara-saudaraku jama’ah salat Jum’at yang dicintai Allah
Misi Yang kedua Food, yang artinya makanan. Yakni, orang-orang Yahudi
memarakkan makanan-makanan atau minuman-minuman shubhat dan haram. Caranya,
menyelipkan minyak atau daging-daging haram atau cara masaknya yang tidak
sesuai dengan tuntunan Islam. Atau, dengan cara mencekoki pikiran umat Islam
dan mempermudah untuk mendapatkan makanan instan haram yang siap saji. Dengan
harapan dimakan oleh orang-orang Muslim.
Dan
yang paling marak di sini adalah oplosan. Pun sampai-sampai acara-acara tasyakkuran
masih sempat-sempatnya dikombinasi dengan seremonial banyu syetan itu.
Maka ada sebuah adagium, tua-tua keladi, makin tua makin jadi, baru sadar kalau
sudah mau mati. Sehingga Kalau sudah demikian, maka makanan itu masuk dan
mencampuri darah di dalam tubuh orang-orang Muslim. Akibatnya, hati kaum Muslim
menjadi buram, malas beribadah dan lebih cenderung senang berbuat maksiat.
Misi Dajjalisme yang ketiga adalah Fun, artinya
kesenangan. Ini berupa pergaulan bebas, industri film, hiburan-hiburan yang
menggiurkan, permainan-permainan yang memukau, atau budaya-budaya yang
menyenangkan lainnya. Ini lebih disasarkan kepada kaula muda meskipun
orang-orang tuanya juga tak kalah gilanya.
Misalnya,
industri film televisi, hampir semua waktu di rumah tersedot oleh hiburan
televisi. Kepentingan televisi seakan sudah lebih penting dari segalanya,
bahkan lebih penting dari salat. Tak terasa saking seriusnya terbuai hiburan
televisi adzan magrib tak terdengar menyusul adzan isya’nya juga tidak ada komen
apa-apa.
Di
sisi lain, anak-anak kecil yang masih bau kencur pun sudah pintar sekali
memainkan game online. Mereka menjadi ketagihan, sehingga setiap saat kerjanya
hanya kerasan di warnet-warnet. Tidak ada waktu lagi untuk belajar mengaji.
Warnet lebih suka dikunjungi dari pada mengisi jama’ah di Masjidnya.
Lebih
seru lagi, fenomena malam mingguan atau marak disingkat dengan istilah malming.
Ironisnya, para orang tua anak-anaknya bukan malah disuruh ngaji, tapi malah
ditanya siapa temanya yang akan ngapel ngajak pergi seraya ditambah hanya
dengan sebuah nasehat, ati-ati. Sang anak malah amat senang dengan dandanan
yang aduhai sekali. Belum lagi bisnis budaya neraka yang saat ini paling marak
digemari, seperti standa-stand karaoke, kafe remang-remang, warung-warung
gelap, wisma-wisma Jahannam, dll. Na’udzubillahi mindzalik.
Begitulah
orang-orang Yahudi atau para pengikut-pengikut syetan untuk melancarkan agresi
dendam kesumatnya kepada umat Islam dengan segala caranya. Tidak mampu dengan
agresi militer maka mereka melancarkannya dengan agresi budaya yang memukau.
Saudara-saudaraku jama’ah salat Jum’at yang dimulyakan Allah
Dengan
khutbah ini, paling tidak kita tahu, lebih-lebih menyadari bahwa betapa amat
halusnya syetan dan musuh-musuh Islam menjerumuskan kita sebagai orang Muslim
menuju kehinaan di dunia dan kesengsaraan berkepanjangan di akherat.
Mari
kita segera bertaubat, menjaga diri kita dan keluarga kita dari budaya syetan
yang nikmat tapi menyengsarakan itu, hidup hanya sekali dan Allah Maha Welas
Asih. Maka, jangan mudah terlela dengan keindahan dan kenikmatan dunia ini. Jangan
gampang berucap mumpung masih muda, apalagi sudah zamannya. Karena mati itu
pasti bukan karena muda atau tua, sehat atau sakit. Masalahnya cuma waktunya
saja. Dan yang jelas, makin hari kita makin mengarah kepada mati.
Begitu
juga, tidak cukup hanya dengan jama’ah di Masjid atau sregep salat kita selamat
dunia akherat, akan tetapi harus juga dibarengi dengan menjaga atau mengangkis
diri dan keluarga kita dari maksiat, serta selalu menghiasinya dengan kemulyaan
akhlak.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ
وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلائِكَةٌ
غِلاظٌ شِدَادٌ لا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا
يُؤْمَرُونَ
Artinya, “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan
keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu;
penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai
Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan
apa yang diperintahkan.” (QS, At-Tahrim: 6)
Benar
orang-orang tua sering menasehatkan, tidak semua yang nikmat itu membawa
selamat barangkali justru membawa kesengsaraan di kemudian hari. Dan
sebaliknya, tidak semua yang pahit itu menyedihkan barangkali menjadi jamu yang
menyehatkan.
حُفَّتِ الْجَنَّةُ بِالْمَكَارِهِ وَحُفَّتِ النَّارُ
بِالشَّهَوَاتِ
”Surga dikelilingi oleh hal-hal yang tidak disukai, dan neraka
dikelilingi oleh kenikmatan.” (HR Muslim)
الدُّنْيَا سِجْنُ الْمُؤْمِنِ وَجَنَّةُ الْكَافِرِ
“Dunia adalah penjara untuk orang-orang mukmin dan surga bagi
orang-orang kafir.”(HR. Muslim)
Akhirnya,
semoga Allah mengampuni segala dosa-dosa kita sekaligus merekap kita dalam
Kasih sayang-Nya. Amin.
باركالله لى ولكم بما فيه من
الآيات والذكرالحكيم وتقبل الله منى ومنكم تلاوته إنه هوالسميع العليم. وقل رب
اغفر وارحم وأنت خير الراحمين.
Khutbah Kedua
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ
وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ
أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ
هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ
وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. أَمَّا بَعْدُ؛ قَالَ اللهُ
تَعَالَى: اَلْحَقُّ مِنْ رَبِّكَ فَلاَ تَكُوْنَنَّ مِنَ الْمُمْتَرِيْنَ.
إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا
أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى
إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ
عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ
وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
Ya Allah ya
Tuhan kami yang Maha Pengasih dan Bijaksana, jadikan kami ya Allah sebagai
hamba-hamba-Mu yang berhati bersih, yang penuh saling welas asih, jauh dari
hati yang kotor, jiwa yang arogan, sikap merasa benar sendiri, prilaku sombong,
dengki, dan saling merendahkan di antara sesama kami. Serta jauhkan kami dari
jiwa yang suka dan bangga dengan maksiat. Ya Allah, ampuni kebodohan kami,
kelemahan kami, kelalaian kami, kemaksiatan kami dan dosa-dosa kami.
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا
بِاْلإِيْمَانِ وَلاَ تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلاًّ لِّلَّذِيْنَ ءَامَنُوْا
رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ
لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ.
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ
وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ
يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ
يَذْكُرْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar