Oleh: Muh. Ali Sabilullah, S.Fil.I
Khutbah Pertama
اللهُ اَكْبَرْ (3×) اللهُ اَكْبَرْ (3×).
اللهُ اَكْبَرْ اللهُ اَكْبَرْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ
اَكْبَرْ اللهُ اَكْبَرْ وَ للهِ اْلحَمْدُ. اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِى جَعَلَ لِلْمُسْلِمِيْنَ
عِيْدَ اْلفِطْرِ بَعْدَ صِياَمِ رَمَضَانَ وَعْيدَ اْلاَضْحَى بَعْدَ يَوْمِ عَرَفَةَ.
اللهُ اَكْبَرْ (3×). اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ
اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدٌ اَنَّ سَيِّدَناَ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ
وَرَسُوْلُهُ. اَمَّا بَعْدُ. فيا عبادالله, أوصيكم و إياي نفسى بتقوى الله. فقد فاز المتقون وخاب الطاغون. قَالَ تَعَالَى:
يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ
إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.
Jama’ah
salat Idul Fithrih yang dicintai Allah
Mulai tadi malam
hingga detik pagi ini, 1 syawwal 1435 H/28 Juli 2014 M, kita mengumandankan takbir,
tahlil, tasbih,
dan tahmid, begitu juga kita baru saja mengumandankannya
di dalam salat, semua ini adalah pertanda akan nikmat Allah yang kita jumpai
sekali dalam setahun. Sehingga secara pasti, kita mengumandankannya dengan rasa
hati yang sangat gembira dan bangga lebih dari sekedar kesenangan lainnya. Maka
dari itu dengan ini kita wajib bersyukur atas nikmat Allah hari ini.
Kenapa
demikian? Jawabannya, karena kegembiraan hari ini adalah kebahagiaan sejati,
kebahagiaan yang penuh berkah, kebahagiaan yang bersama, kebahagiaan yang
langsung dijanjikan oleh Allah, dan kebahagiaan hari ini adalah kebahagian
karena kemenangan kita setelah lulus menjalani amalan, perintah Allah, ujian
Allah, atau gemblengan Allah selama sebulan penuh yakni puasa Ramadhon.
Maka dari
itu, hari ini disebut Idul fitrih, hari
kembali kepada kesucian, hari di mana jiwa-jiwa disucikan dan dosa-dosa
diampuni. Hari ini adalah hari kemenangan, hari yang penuh syukur. Hari raya
umat Islam.
Sebagaimana
firman Allah SWT:
وَلِتُكْمِلُوااْلعِدَّةَ
وَلِتُكَبِّرُاللهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ ولَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
“Dan
hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah
atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.”
Dan Rasulullah SAW bersabda:
“Hiasilah
hari rayamu dengan takbir.”
Hari Idul
Fitrih ini adalah hari caranya Allah mengembalikan kita kepada manusia yang
sejati, hari caranya Allah me-refres kita agar segar bugar kembali
sebagai manusia yang berhati nurani. Karena Pada pada dasarnya manusia itu
dicipta dengan jiwa yang baik, bersih, dan suci. Siapa yang tidak sangat
berbahagia jika dirinya diampuni dosanya oleh Allah?
Sebagaimana
firman Allah: “Kami menciptakan manusia dengan sifat yang paling baik. Kemudian
Kami turunkan martabat manusia ke tingkat yang paling rendah. Hanya orang-orang
yang beriman dan beramal shalih yang tetap pada sifat yang paling baik. Mereka
kelak mendapat pahala yang tiada terputus di akhirat.” (QS. at-Tiin, 95:4-6)
Hari ini,
sebagai kebahagiaan
bersama, adalah karena Allah dengan momen Idul Fitrih ini mengumpulkan kita
bersama dalam satu tempat yang mulya ini, sehingga kita bisa bertemu dan bersalaman untuk saling
memaafkan. Yang tidak bisa bertemu langsung, paling tidak, Allah menumbuhkan
semangat kebersamaan dan pesaudaraan untuk saling memaafkan dalam bathin dengan
cara saling kirim kabar, surat, telpon, dan kecanggihan teknologi lainnya.
Sehingga
dengan Idul Fitrih ini, yang tidak bertemu menjadi bertemu, yang tidak
berkumpul menjadi berkumpul, yang jauh menjadi dekat, yang bersahabat menjadi lebih akrab, yang merantau
menjadi pulang, yang tidak pernah berkunjung menjadi saling kunjung, yang putus
menjadi nyambung, yang sebelumnya enggan memaafkan sekarang menjadi legawa memaafkan,
dan yang bermusuhan menjadi teman, semua ini adalah sebagai berkah suasana Idul
Fitrih ini. Subahanallah. Allahu akbar walillahilham.
Inilah yang dimaksud
semangat silaturrohim, yang dengannya, di Idul Fitrih ini dosa-dosa antara
sesamanya saling dimaafkan. Sehingga menjadi utuh, di Idul Fitrih ini dosa-dosa
kepada Allah dilebur dengan gemblengan ibadah bulan ramadhon penuh, sedangkan
antara sesama manusia dilebur dengan berkumpul bersama dalam gema takbir, tahlil, tasbih, dan tahmid saat ini. Subhanallah, siapa yang tidak berbahagia dengan suasana ini?
Sebagaimana
firman Allah:
اِذَا صَامُوْا
شَهْرَ رَمَضَانَ وَخَرَجُوْا اِلىَ عِيْدِكُمْ يَقُوْلُ اللهُ تَعَالىَ: يَا مَلاَئِكَتِى
كُلُّ عَامِلٍ يَطْلُبُ اُجْرَهُ اَنِّى قَدْ غَفَرْتُ لَهُمْ فَيُنَادِى مُنَادٌ: يَا
اُمَّةَ مُحَمَّدٍ اِرْجِعُوْااِلَى مَنَازِلِكُمْ قَدْ بَدَلْتُ سَيِّئَاتِكُمْ حَسَنَاتٍ
فَيَقُوْلُ اللهُ تَعَالَى: يَا عِبَادِى صُمْتُمْ لِى وَاَفْطَرْتُمْ لِى فَقُوْمُوْا
مَغْفُوْرًا لَكُمْ
Artinya: “Apabila
mereka berpuasa di bulan Ramadhan kemudian keluar untuk merayakan hari raya
kamu sekalian maka Allah pun berkata: 'Wahai Malaikatku, setiap orang yang
mengerjakan amal kebajian dan meminta balasannya sesungguhnya Aku telah mengampuni
mereka'. Sesorang kemudian berseru: 'Wahai
ummat Muhammad, pulanglah ke tempat tinggal kalian. Seluruh keburukan kalian
telah diganti dengan kebaikan'. Kemudian Allah pun berkata: 'Wahai hambaku,
kalian telah berpuasa untukku dan berbuka untukku. Maka bangunlah sebagai orang
yang telah mendapatkan ampunan.”
Saudara
saudariku yang diampuni Allah
Idul Fitrih
saya sebut juga sebagai Kebahagiaan yang penuh berkah. Artinya, pada suasana
Idul Fitrih ini, siapakah yang tidak turut berkumpul di sini, di Masjid-masjid,
atau di musalla-musalla, semuanya kumpul kecuali yang berhajat atau berhalangan
syar’i. Dan sudah pasti semuanya berkumpul dengan hati yang sangat gembira
karena merasakan kemenangan setelah berpuasa. Sehingga, orang yang tidak
berpuasapun atau berpuasa bohonganpun pasti ikut merasakan kebahagaiaan itu.
Di sinilah
keberkahan bahagia itu, semuanya menjadi turut kebagian gembira, karena berkah
dan kasih sayangnya Allah pada hari ini. Maka, saudara-saudaraku yang sengaja
maupun tidak sengaja tidak turut berpuasa di bulan ramadhon, saudara jangan
kawatir atau malu karena tidak ada yang tahu, apakah anda kemarin berpuasa,
bertarawih, dan berzakat atau tidak di bulan ramadhon. Ada yang tahupun anda
tetap bisa turut berbahagia, karena di sini di tempat ini, di suasana suci Idul
Fitrih ini, tidak akan ada yang memarahi anda karena tidak berpuasa. Kita semua
di sini bersama dalam bersyukur gembira. Subhanallah.
Oleh karena
itu, saudara-saudaraku, saking berkahnya bulan Ramadhon dan Idul fitrih Ini,
dengan anugrah Allah berupa kebahagiaan yang langsung kita rasakan saat ini,
masih maukah kita di bulan ramadhon tahun depan tidak berpuasa, tidak mau
bertarawih, atau tidak mau bersodaqah? Saya yakin kita tidak akan tega kepada
diri kita sendiri bahwa kita akan merasakan kebahagiaan yang palsu untuk ke
sekian kalinya.
Maka kita yakin
kalau anda sekarang ingin kebahagiaan yang sejati bersama dengan orang-orang
yang sregep berpuasa, bertarawih dan
bersadaqah, di bulan Ramadhon depan anda akan menjadi sregep juga. Makan mari kita niatkan sejak sekarang bahwa ke depan kita sregep
tarawih, berpuasa, bersodaqah dan berbuat baik, agar kita hari ini semuanya
merasakan kebahagiaan sama, betul-betul berbahgia sejati.
“…Dan sesungguhnya telah
merugi orang yang mengada-ngadakan kedustaan.” (QS, Thaha: 61)
“…Dan sesungguhnya
beruntunglah orang yang menang pada hari ini.” (QS, Thaha: 61)
Allahu
Akbar 3 x Walillahil Hamdu
Saudara-saudariku yang Berbahagia
Betapapun senang
gembiranya kita di hari kemenangan Idul Fitrih ini, perlu juga kita sadari
bahwa ada sisi lain yang tak kalah hebatnya dengan kegembiraan itu, yaitu
kesedihan. Kita sangat bersedih di sini.
Kesedihan yang Pertama, saudara kita umat Islam yang berada di negara-negara
lain seperti di Inggris, Bosnia, Suriah, Afganistan dan yang sedang terjadi di
Palestina mereka sedang berduka, karena kehidupan mereka sedang diambang
kebengisan dan kebrutalan orang-orang kuffar yahudi yang setiap saat dapat menyiksa
dan menghabisi jiwa raga mereka.
Saudara-saudriku, di hari
kemenangan yang agung dan suci ini, di saat kita mengagungkan Allah dengan
kejembaran dada dan kegembiraan luar biasa detik ini, mereka di sana sedang
mengagungkan Allah dengan gema takbir air mata dan dengan hati yang selalu
berdebar waswas akan ancaman brondongan rudal-rudal manusia-manusia kejam
terlaknat itu.
Kesedihan yang kedua, mari kita menafakkuri sejenak negri kita Indonesia
ini. Negri yang dikenal dengan tanah surga ini, seperti yang tersirat
dalam lagu Koes Ploes yang berjudul kolam susu, ‘kail dan jala cukup
menghidupimu, ikan dan udang datang menghampiri dirimu’. Begitu juga disebut, ‘Gemah
ripah loh jinawi toto tentrem karto raharjo’, yang berarti, kekayaan alam
yang subur dan berlimpah penuh tenteram, sehingga konon
tongkat ditanam menjadi pohon yang tumbuh subur. Di negri kita ini, yang lebih
banyak muslimnya ini, saat ini sedang dalam keadaan gonjang ganjing tak karuan,
mengerikan dan sangat menyedihkan: negri kita sedang dilanda oleh peperangan-peperangan
dahsyat tapi samar yang dahsyatnya tak kalah gawatnya dengan yang terjadi di
Palestina: peperangan harta, tahta, dan wanita.
Pada peperangan harta, persaingan bisnis yang tak kenal norma, halal
haram sudah tak ada, logika tega meraja lela, saudara sendiri dilibas, aspal-aspal
di makan, proyek-proyek menjadi santapan, prinsip yang penting untung sendiri
menjadi landasan. Lebih ngeri lagi, jin atau syetan-syetan diajak bekerja sama
dalam bisnis pesugihan, tempat-tempat wingit, kayu-kayu angker, atau
kuburan-kuburan kramat ditiduri tiap malam, menunggu wangsit nomor jitu beli
togel, katanya. Astagfirullah.
Pada pertempuran
tahta, persaingan politik semakin nyentrik,
adu kekuasaan saling mengalahkan, sikut menyikut, gilas menggilas, yang penting
bisa berkuasa sehingga menjadi manusia serba bisa apapun maunya.
Pada pertempuran
wanita, wanita menjadi
rebutan semua pihak, baik penguasa, pengusaha, maupun agamawannya. Sebaliknya,
para wanitanya juga tak mau kalah tampil bersaing, wanita makin berani menjadi
pejuang pergaulan dan perebutan lelaki yang tak kenal muhrim atau non muhrim,
pergaulan mereka makin bebas tanpa batas, emansipasi dan wanita karir menjadi
prinsip andalan. Lebih ngeri lagi, demi kecantikan dan kegengsian mereka tak
malu-malu lagi malah bangga mempertontonkan sisi-sisi kemaluannya yang
sebenarnya mempermalukan dirinya: berpakaian setengah-setengah, bikini, ngapret,
dan ketat.
Pantas ada istilah
dari mode pakaian mereka yang berbunyi ‘you can see’, yang sebenarnya artinya, ‘kau
dapat melihat’. Jadi, maksudnya mungkin, berpakaian tapi tenang saja, masih
bisa di lihat isi dalamnya. Lebih nekat lagi, di mana dan kapanpun maunya kawin
langsung jadi, dinas KUA dan pak Mudin menjadi kurang berlaku lagi. Hamil
duluan menjadi kicauan para biduan. Nastagfirullah.
Wahai saudara-saudari,
marilah kita eling dengan peringatan Nabi ini:
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم صِنْفَانِ مِنْ أَهْلِ النَّارِ لَمْ أَرَهُمَا قَوْمٌ مَعَهُمْ سِيَاطٌ كَأَذْنَابِ الْبَقَرِ يَضْرِبُونَ بِهَا النَّاسَ وَنِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ مُمِيلاَتٌ مَائِلاَتٌ رُءُوسُهُنَّ كَأَسْنِمَةِ الْبُخْتِ الْمَائِلَةِ لاَ يَدْخُلْنَ الْجَنَّةَ وَلاَ يَجِدْنَ رِيحَهَا وَإِنَّ رِيحَهَا لَيُوجَدُ مِنْ مَسِيرَةِ كَذَا وَكَذَا
Artinya, Ada dua jenis
penghuni neraka yang saya tidak pernah melihatnya. (Pertama) Kaum yang memegang
cambuk seperti ekor sapi dan memukulkannya kepada orang-orang. (Kedua) Wanita
yang berpakaian tetapi telanjang. Mereka melenggak-lenggokkan badannya lagi
sombong, kepala mereka seperti punuk unta yang besar dan melenggak-lenggok.
Mereka tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium wanginya, padahal wangi
surga tercium dari jarak sekian dan sekian (40 s.d 70 tahun). (HR. Muslim no. 2128)
Dari semua kejadian di
negeri kita ini, tak heran bila muncul adagium-adagium atau slogan miring rakyat
di negri ini: yang kaya makin kaya, yang miskin makin miskin; yang buruh makin
lusuh, yang elit makin pelit; yang pejabat makin ningkat, yang awam makin tenggelam; yang maksiat makin hebat,
yang salat makin melarat; Jujur hancur, kufur mujur.
Inilah peperangan-peperangan
dahsyat di negri kita zaman ini, yang pada akhirnya semuanya mengerucut pada
satu titik yang kita sebut dengan mala petaka. Bencana di mana-mana, gempa
bumi, tsunami, tanah longsor, gunung meletus, banjir, dan lebih mengerikan
lagi, belakangan maraknya penyakit-penyakit aneh yang tiba-tiba mematikan,
tidak pandang muda tua, sehat apalagi sakit. Dan musibah-musibah itu bukan
hanya menimpa yang berdosa saja, tapi semua menjadi kena. Sungguh sangat
menyedihkan. Na’udzubillahi min dzalik.
Jauh-jauh Allah telah
mengingatkan kita tentang hal ini:
كَثِيرٍ عَنْ يَعْفُو أَيْدِيكُمْ كَسَبَتْ فَبِمَا
مُصِيبَةٍ
مِنْ
أَصَابَكُمْ
وَمَا
"Tidaklah
menimpa kalian musibah kecuali karena perbuatan tangan-tangan kalian juga.
Tetapi Allah mengampuni banyak sekali," ( QS. Al-Syura; 30).
Dalam ayat yang lain
Allah menegaskan:
وَاتَّقُوا
فِتْنَةً لا تُصِيبَنَّ الَّذِينَ ظَلَمُوا مِنْكُمْ خَاصَّةً وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ
شَدِيدُ الْعِقَابِ
"Dan peliharalah dirimu dari pada siksaan
yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu dan
ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya." (QS, Al-Anfaal: 25).
Akhirnya,
dari apa yang kita renungi di negri tercinta ini, sejatinya peperangan atau
kesedihan yang menimpa saudara-saudara kita di Palestina lebih ringan dibanding
pertempuran atau kesedihan di negri kita ini. Serangan rudal-rudal tentara
zeonis yang menyakitkan dan menewaskan saudara-saudara kita di Palestina memang
sangat menyakitkan dan menyedihkan, namun secara pasti akhirnya, karena mereka mempertahankan
tanah air, Masjidil Aqsha, dan agama, sudah pasti kematian mereka menjadi syahid.
Singkatnya, kesakitan mereka berbuah menjadi kenikmatan Sorga pada akhirnya.
Sebaliknya,
peperangan di negri ini, mungkin tak terasa menyedihkan, tak ada rudal-rudal
atau roket yang menggempur, yang ada hanya rudal-rudal budaya, kekuasaan,
harta, dan wanita, sehingga bahkan terasa nikmat, akan tetapi akhirnya bukan
membuat syahid justru malah membuat sakaratul maut yang menyengsarakan,
kematian yang penuh kekecewaan dan ketakutan, dan adzab akherat yang dahsyat
berkepanjangan. Na’udzubillahi min dzalik.
Di negri ini, yang
ada bukan rudal-rudal dan roket-roket angkatan Zionis yang menggempur, akan
tetapi ajaran-ajaran atau budaya-budaya Zionis yang ditanam dalam-dalam secara
lembut dan nyaman di otak dan jiwa bangsa kita ini berupa konsep pergaulan bebas, pola pikir
materialistik, industri-industri hiburan, dan busana. Rudal-rudal misi ini diagresikan melalui
ruang pergaulan muda mudi kita, media massa, sistem pemerintahan, pendidikan, dan
ruang budaya kita.
Di negri ini, yang
ada bukan operasi militer Israil yang menyerang, namun yang ada adalah
sosok-sosok yang gila dunia dan takut mati, pejabat-pejabat korup, pengusaha-pengusaha
riba dan rentenir’, tokoh-tokoh maksiat, model-model glamor, dan idola-idola
intertainment. Mereka itu yang telah dirasuki budaya-budaya Yahudi itu.
Rasulullah
memperingatkan kita semua:
"Akan datang sesudahmu kaum yang memakan kemewahan
dunia dengan segala ragamnya, yang mengendarai kendaraan yang bagus dengan
segala ragamnya dan menikahi wanita-wanita cantik dengan segala ragamnya,
memakai pakaian yang seindah-indahnya dengan segala ragamnya. Mereka mempuyai
perut yang tidak kenyang dengan yang sedikit, dan nafsu yang tidak puas dengan
yang banyak. Mereka menundukkan diri kepada dunia, pagi dan sore harinya
mengejar dunia. Mereka menjadikan dunia sebagai tuhan dan pengatur mereka.
Mereka mengikuti perintahnya dan menjauhi larangannya. Mereka adalah
sejelek-jeleknya umatku." (HR. Thabrani)
Dalam
Hadist yang lain Rasul menegaskan:
عَنْ ثَوْبَانَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى
الله عليه وسلم- « يُوشِكُ الأُمَمُ أَنْ تَدَاعَى عَلَيْكُمْ كَمَا تَدَاعَى الأَكَلَةُ
إِلَى قَصْعَتِهَا ». فَقَالَ قَائِلٌ وَمِنْ قِلَّةٍ نَحْنُ يَوْمَئِذٍ قَالَ « بَلْ
أَنْتُمْ يَوْمَئِذٍ كَثِيرٌ وَلَكِنَّكُمْ غُثَاءٌ كَغُثَاءِ السَّيْلِ وَلَيَنْزِعَنَّ
اللَّهُ مِنْ صُدُورِ عَدُوِّكُمُ الْمَهَابَةَ مِنْكُمْ وَلَيَقْذِفَنَّ اللَّهُ فِى
قُلُوبِكُمُ الْوَهَنَ ». فَقَالَ قَائِلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا الْوَهَنُ قَالَ
« حُبُّ الدُّنْيَا وَكَرَاهِيَةُ الْمَوْتِ ».
Artinya, “Hampir tiba di mana
umat-umat saling memanggil untuk melawan kalian sebagaimana orang-orang saling
memanggil untuk menyantap hidangannya. Salah seorang bertanya: apakah
karena sedikitnya kami ketika itu? Rasul menjawab: bahkan kalian pada hari
itu banyak akan tetapi kalian laksana buih dilautan dan sungguh Allah mencabut
ketakutan dan kegentaran terhadap kalian dari dada musuh kalian dan Allah
tanamkan di hati kalian al-wahn. Salah seorang bertanya: apakah al-wahn
itu ya Rasulullah? Beliau menjawab: cinta dunia dan membenci kematian.” (HR
Abu Dawud dan Ahmad).
Allahu
Akbar 3 x Walillahil Hamdu
Saudara-saudariku yang Berhati Bersih
Ada bocoran dokumen rahasia
Zionis Yahudi yang berhasil dicuri oleh pasukan polisi rahasia Rusia,
Okhrana, di tahun 1900-an. Dokumen itu berjudul Protocol of Learned Elder of Zion yang
isinya 23 protokol misi orang-orang yahudi untuk menguasai dunia terutama menghancur
umat Muslim di dunia ini. Diantara 23 protokol itu sampai saat ini ada yang
dirangkum menjadi populer dengan istilah 3F: FASHION, FOOD, dan FUN.
Misi Pertama Fashion,
artinya pakaian. Yakni, mereka memproduk budaya pakaian-pakaian maksiat yang
disebar ke tanah-tanah Muslim dengan cara dipromo-budayakan melalui para model,
selebritis, dan pemain film, berupa pakaian ngapret, cekak, transparan, da busana
neraka lainnya. Nah, di sinilah banyak tidak kita sadari, sehingga menjadi
sangat aneh, malah kita atau anak-anak kita justru kita bangga membelikan
pakaian-pakaian model syetan itu. Padahal sejatinya kita sedang bangga dan
bahagia dengan memakai pakaian yang pada akhirnya menyengsarakan diri kita
sendiri. Hanya karena alasan takut ketinggalan zaman.
Begitu
juga, saking sangat lembutnya agresi pakaian ini, sampai-sampai tidak terasa
juga memasuki ke area busana muslimah. Caranya, model busananya tetap atas nama
Muslimah, hanya saja modelnya mulai diperketat. Tetap berjilbab, namun
pakaiannya super ketat. Nabi shallallahu’alaihi
wa sallam bersabda,
Akibatnya,
tetap Muslim, atau tetap sregep salat, tapi setelah keluar dari salat kembali
lagi berprilaku maksiat. Orang seperti ini tidak merasa telah berdosa bahkan
merasa telah taat melaksanakan salat, padahal sejatinya dia sedang dalam
kondisi bermaksiat. Maka dari itu ada sebuah adagium, STMJ: Salat Terus Maksiat
Tetap Jalan. Akhirnya, sesuai
dengan apa yang disinggung Nabi saw, bahwa di hari perhitungan amal kelak,
banyak orang yang ibadah dan amalnya dicampakkan oleh Allah di depan matanya
sebagai ibadah yang sia-sia. Sampun rumongso sregep salat nanging
isek getun mburine.
Mungkin kita para wanita modern sudah mengira bahwa
maksiat hanya menutupi kulit tubuh saja. Tidaklah demikian, dalam Hadist di
atas jelas tersebut bahwa kita wanita dilarang keras bermaksiat. Yakni, selain
berupa tampak vulgar tubuh kita, wanita juga dilarang keras mempertontonkan
bentuk-bentuk tubuhnya, bagian tubuhnya tidak tampak namun bentuk atau lekuk
tubuhnya tampak, itu sama saja. Begitu juga, maksiat wanita adalah berupa gerak
tubuhya, gerak tubuh yang dibuat-buat agar lebih menarik, dan jalan dilenggak
lenggokkan. Selain itu juga, penampilan aksesoris-aksesoris yang terlalu norak
dan wewangian yang terlalu semerbak sehingga menjadi perhatian orang yang di
dekatnya.
Allah menegaskan,
الَّذِينَ ضَلَّ
سَعْيُهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ يَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ يُحْسِنُونَ صُنْعًا قُلْ هَلْ
نُنَبِّئُكُمْ بِالأخْسَرِينَ أَعْمَالا
Artinya,
“Katakanlah: ‘Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang
paling merugi perbuatannya? Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya
dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat
sebaik-baiknya.” (QS, Al-Kahfi: 103-104). Astagfirullah. Nau’udzubillahi mindzalik.
Allahu
Akbar 3 x Walillahil Hamdu
Saudara-saudariku yang dimulyakan Allah
Misi Yang kedua Food, yang artinya makanan. Yakni, orang-orang Yahudi
memarakkan makanan-makanan atau minuman-minuman shubhat dan haram. Caranya,
menyelipkan minyak atau daging-daging haram atau cara masaknya yang tidak
sesuai dengan tuntunan Islam. Atau, dengan cara mencekoki pikiran umat Islam
dan mempermudah untuk mendapatkan makanan instan haram yang siap saji. Dengan
harapan dimakan oleh orang-orang Muslim.
Dan yang paling marak di sini adalah budaya oplosan.
Pun sampai-sampai acara-acara tasyakkuran masih sempat-sempatnya dikombinasi
dengan seremonial banyu syetan itu. Maka ada sebuah adagium, tua-tua
keladi, makin tua makin jadi, baru sadar kalau sudah mau mati. Sehingga Kalau
sudah demikian, maka makanan itu masuk dan mencampuri darah di dalam tubuh
orang-orang Muslim. Akibatnya, hati kaum Muslim menjadi buram, malas beribadah,
dan lebih cenderung senang berbuat maksiat.
Misi Dajjalisme yang ketiga adalah Fun,
artinya kesenangan. Ini berupa pergaulan bebas, industri film, hiburan-hiburan intertainment
yang menggiurkan, permainan-permainan yang memukau, atau budaya-budaya yang
menyenangkan lainnya. Ini lebih disasarkan kepada kaula muda meskipun
orang-orang tuanya juga tak kalah gilanya.
Misalnya, industri film televisi, hampir semua
waktu di rumah terbuai dengan hiburan televisi. Kepentingan televisi seakan
sudah lebih penting dari segalanya, bahkan lebih penting dari salat. Lebih
senang nonton televisi hingga larut malam dari pada bareng-bareng di Masjid salat
tarawih. Lebih guyup nonton bareng sepak bola hingga larut malam dari pada
bareng-bareng di Masjid tadarusan.
Di sisi lain, anak-anak kecil yang masih bau
kencur pun sudah pintar sekali memainkan game online. Mereka menjadi ketagihan,
sehingga setiap saat kerjanya hanya kerasan di warnet-warnet. Tidak ada waktu
lagi untuk belajar mengaji. Warnet lebih suka dikunjungi dari pada mengisi
jama’ah di Masjidnya.
Belakangan tidak kalah semaraknya, fenomena
malam mingguan atau marak disingkat dengan istilah malming. Begitu juga,
semarak pameran-pameran, bazar-bazar, dan tempat-tempat hiburan sudah mulai
dibudayakan di pedesaan. Anehnya, itu diadakan bersamaan semaraknya bulan suci
ramadhan. Nianya untuk ikut menyemarakkan bulan suci, namun akhirnya justru
malah terbalik, tarawih dan tadarusannya yang kalah, mulai sore hingga malam
lebih ramai yang memadati bazar-bazar itu. Tarawih dan tadarusannya kesepian.
Di sisi lain, para orang tua anak-anaknya bukan
malah disuruh ngaji, tapi malah ditanya siapa temanya yang akan ngapel ngajak
pergi malam mingguan ke tempat-tempat hiburan itu. Sang anak malah amat senang
dengan dandanan yang aduhai sekali. Belum lagi bisnis budaya neraka lainnya yang
saat ini paling marak digemari, seperti standa-stand karaoke, kafe
remang-remang, warung-warung gelap, wisma-wisma Jahannam yang sudah mulai biasa
operasi terang-terangan. dll. Na’udzubillahi mindzalik.
Saudara-Saudariku, begitulah
orang-orang Yahudi atau para pengikut-pengikut syetan untuk menghancurkan umat Muslim
di dunia ini. Agresi militer dan agresi budaya itu adalah satu paket yag diusung
oleh orang-orang yahudi, Isra’il, Zeonisme, Satanisme, atau Dajjalisme itu. Tidak
mampu dengan agresi militer maka mereka melancarkannya dengan agresi budaya
yang memukau.
Orang-orang Zeonis tinggal memetakan saja, mana
negara Islam yang pantas dihancurkan dengan agresi militer, contohnya Palistina.
Dan mana bangsa yang bisa amburadul imannya hanya dengan agresi budaya, industri
hiburan, iming-iming pakaian, makanan, dan kesenangan itu, contohnya bangsa
kita ini. Bangsa kita ini terutama generasi-generasi muda menjadi keok hanya
dengan iming-iming itu. Mereka mudah tergiur dengan gemerlap dunia, kebebasan
pergaulan, kemarakan industri intertaiment, dan gemerlap zaman.
Anak-anak muda saat ini kalau ditanya, mau jadi
apa? Mereka lebih suka menjawab: mau jadi artis, mau jadi penyanyi yang kayak
di TV, mau jadi seperti bintang film, seperti olga, Shahrini, atau seperti
Lesti dangdut akademi Indosiar. Sungguh, industri hiburan televisi saat ini
betul-betul telah menjadi yang paling menguasai mayoritas akal dan jiwa
anak-anak kita. Anak-anak itu otak dan jiwanya lebih diisi acara-acara televisi
dari pada ajaran dan didikan orang tua di rumah dan guru-guru ngaji di Masjid-masjid.
Wahai Saudara-saudari kita, anak-anak kita,
adik-adik kita, sahabat-sahabat kita, apakah
kita tidak melihat, kalau memang budaya-budaya Yahudi itu: kemewahan-kemewahan
itu, pergaulan-pergaulan bebas itu, prilaku-prilaku glamour itu, popularitas
hiburan itu memang dapat membuat kita bahagia selamat dunia akherat, kenapa
artis tenar Hollywood King of Pop Michael Jackson tewas tragis dengan obat-obat
over dosis? Kenapa artis yang populer sebagai ikon artis seksi dunia Marilyn
Monroe tewas bunuh diri? Kenapa banyak artis-artis cantik papan atas Korea seperti
Lee Eun Joo, Jug Da Bin, Heo Yoon, Woo Seung Yoon, Jang Ja Yeon, Song Ji Seon,
Kim Yu Ri, Jung Ah Yool, dll Mati bunuh diri mengenaskan? Kenapa penyanyi
dan aktris cantik Indonesia Alda Risma tewas mengenaskan di kamar sebuah
hotel? Kenapa artis cantik Arumi Bachsin
dan Yulia Rachman mencoba bunuh diri?
Ini menjadi bukti
bahwa kekuasaan, kemewahan dunia, popularitas dan gemerlap pergaulan tidak
menjamin kita betul-betul hidup senang sejahtera dunia, namun justru membuat
kita sengsara berkepanjangan di dunia lebih-lebih di akherat nanti.
Lalu, masihkan kita
tergiur dengan semua itu, masihkan kita mengidolakan para artis-artis itu,
masihkan kita mengikuti dan meniru pola hidup orang-orang glamor itu? Maka, sama
halnya kita mau hidup bergaya dan berglamour akan tetapi kita akhirnya tewas
tersiksa seperti mereka itu.
Mari kita ingat
firman Tuhan ini: “(Ingatlah) suatu
hari (yang di hari itu) Kami panggil tiap umat dengan pemimpinnya (tokohnya,
idolanya); dan barangsiapa yang diberikan kitab amalannya di tangan kanannya
maka mereka ini akan membaca kitabnya itu, dan mereka tidak dianiaya
sedikitpun. Dan barang siapa yang buta (hatinya) di dunia ini, niscaya di akhirat
(nanti) ia akan lebih buta (pula) dan lebih tersesat dari jalan (yang benar).”
(QS, A-Isra’: 71-72)
Rasulullah juga menegaskan:
عن ابن عمر - رضي الله عنهما - قال: قال
رسول الله -صلى الله عليه وعلى آله وسلم-: من تشبه بقوم فهو منهم. أخرجه أبو داود وصححه
ابن حبان.
Artinya, “Dari Ibnu Umar radhiyallahu
'anhu berkata, Rasulullah shallallahu
'alaihi wa ‘ala aalihi wasallam bersabda:”Barang siapa yang menyerupai
suatu kaum maka dia termasuk bagian dari kaum tersebut.” (HR. Abu Dawud)
Firman Allah sekaligus Sabda Nabi ini
adalah penegasan bahwa, tidak boleh tidak, orang itu dinilai dan seperti yang
ia panuti, yang ia ikuti, atau yang ia idolai, sehingga di akherat kelak Allah
akan mengumpulkannya bersama orang-orang yang diikuti itu. Jadi andai saja anda
misalnya fans berat kepada Julia peres, cara berpakaian mininya misalnya, dan
sama-sama belum bertobat sampai mati, maka anda akan diseret dikumpulkan dengan
Jupe kelak di neraka.
Sebagaimana ancaman Allah: “Dan
Kami akan menghalau orang-orang yang durhaka ke neraka Jahannam dalam keadaan
dahaga.” (QS, Maryam: 86)
Dalam ayat yang lain Allah menegaskan
juga:
“Dan apabila
dibacakan kepada mereka ayat-ayat Kami yang terang (maksudnya), niscaya
orang-orang yang kafir berkata kepada orang-orang yang beriman: "Manakah
di antara kedua golongan (kafir dan mukmin) yang lebih baik tempat tinggalnya
dan lebih indah tempat pertemuan(nya)? Berapa banyak umat yang telah Kami
binasakan sebelum mereka, sedang mereka adalah lebih bagus alat rumah tangganya
dan lebih sedap di pandang mata. Katakanlah: "Barang siapa yang berada di
dalam kesesatan, maka biarlah Tuhan yang Maha Pemurah memperpanjang tempo
baginya; sehingga apabila mereka telah melihat apa yang diancamkan kepadanya,
baik siksa maupun kiamat, maka mereka akan mengetahui siapa yang lebih jelek
kedudukannya dan lebih lemah penolong-penolongnya". (QS, Maryam: 73-75)
Dalam ayat ini, Allah menegaskan bahwa
telah banyak bukti-bukti orang-orang yang hidupnya berkemewahan, bergelimang
dengan kemaksiatan, popularitasnya tinggi, dan meninggalkan ibadah-ibadah kepada
Allah, ketika dingatkan akan ayat-ayat Allah mereka enjoi-enjoi saja tak
peduli, maka Allah sengaja membiarkan mereka bahkan sampai berumur panjang,
akan tetapi Allah menunggu mereka di akherat dengan siksaan yang amat pedih dan
abadi. Inilah yang disebut istidraj,
atau dalam bahsa kita kita sebut eluan.
Dan, lebih kita ingat lagi wahai
saudara-saudariku, ketika mati kelak, kita tidak ditanya siapa artis yang
tercantik, siapa pemain sepak bola yang paling populer, siapa bintang-bintang
Mahabharatha, siapa yang terbaik di ajang dangdut akademi Indosiar? Akan tetapi
pasti kita ditanya tentang ibadah kita, salat kita, ngaji kita, dan amal-amal
baik kita. Lalu kalau begitu, kenapa kita lebih semangat dan membelan-belani televisi dari pada
salat, ikut jama’ah di Masjid, dan ikut ngaji. Kalau jelas-jelas hidup bebas,
gaya glamour, pakaian-pakaian maksiat justru menyebabkan kita terbakar di
neraka, kenapa kita belani, kenapa kita lakukan, kenapa kita pakai?
Allahu Akbar 3 x Walillahil
Hamdu
Saudara-saudariku yang dicintai Allah
Mari dari saat ini, dari momen Idul Fitrih
ini, kita tekatkan untuk berubah, berubah menuju kepada kebaikan dan ketaatan
kepada Allah. Kita bangkit dari belenggu-belenggu Yahudi dan budaya-budaya
syetan itu. Kita tidak butuh modal besar atau waktu special untuk itu. Kita
hanya butuh niat bulat dan tindakan nyata dan mulai detik ini, jangan
ditunda-tunda lagi. Sebab, umur kita makin hari makin bertambah dan berarti
makin hari jatah umur kita makin berkurang di atas bumi ini. Sedangkan kematian
tak perlu diundang dan tak ada yang tahu datangnya. Sejatinya, hidup kita makin
hari makin menuju ke kuburan. Maka, apakah masih sempat-sempatnya kita
menunda-nunda atau bergelimang dengan maksiat dan dosa itu?
Wahai saudara-saudariku, mari bangkit lari
dari nafsu, hawa nafsu itu memang enak, akan tetapi ia adalah penipu yang
akhirnya menjerumuskan kita ke dalam neraka.
وَمَا أُبَرِّئُ نَفْسِي إِنَّ النَّفْسَ لأمَّارَةٌ بِالسُّوءِ إِلا
مَا
رَحِمَ
رَبِّي
إِنَّ
رَبِّي
غَفُورٌ
رَحِيمٌ
"Dan aku
tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu
menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Rabb-ku.
Sesungguhnya Rabb-ku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang". [Yusuf/12 :
53].
Mari kita berniat, mohon ampun kepada
Allah, siapapun dan seperti apapun besarnya dosa kita. Karena Allah Maha welas
asih dan pengampun.
التَّوَّابُونَ
الْخَطَّائِينَ وَخَيْرُ خَطَّاءٌ آدَمَ ابْنِ كُلُّ
Artinya: "Setiap anak Adam sering melakukan
dosa dan sebaik-baiknya orang yang melakukan dosa adalah orang-orang yang
bertaubat". (HR. Ibnu Majah)
Ditegaskan oleh Allah dengan firmannya: “ Hai hamba-hambaku, "Katakanlah; Hai
hamba-hambaku yang telah melewati batas dalam berbuat dosa. Janganlah kalian
berputus asa dari kasih sayang Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa
seluruhnya. Seungguhnya Dia maha Pengampun dan maha Penyanyang. Kembalilah
kalian kepada Tuhanmu, berserah dirilah kepada-Nya, sebelum datang kepada kalian
azab kemudian kalian tidak lagi dapat membela diri.” (QS, Al-Zumar: 53-54)
Dalam
ayat yang lain: "Kecuali orang yang
bertaubat dan beramal shalih, maka mereka akan Allah gantikan keburukannya
dengan kebaikan. Adalah Allah maha Pengampun dan maha Penyanyang." (QS,
Al-Furqan: 70)
Allah
juga menegaskan: "Sekiranya Allah
menyiksa manusia karena apa yang mereka lakukan, tentu tidak akan tinggal
dipunggung bumi ini satu makhluk pun ( yang hidup); tetapi Allah menangguhkan
mereka sampai ke waktu yang ditentukan. Maka apabila datang waktunya maka
sesungguhnya Allah selalu mengawasi hamba-hamba-Nya," (QS. Al Fatir;
45).
Pada
ayat ini, Allah swt masih memberikan tempo kepada kita untuk bertaubat. Mari
kita bersihkan dosa-dosa kita dengan meninggalkan dosa-dosa itu sekarang juga. Mari
kita datang kepada Allah dengan penuh penyesalan. mengakui segala kesalahan dan
kemaksiatan kita. Mari kita segera bertaubat sebelum siksa dan ajal datang
akibat buruk dosa itu. Bukan itu saja Allah juga akan mengganti seluruh keburukan
kita dengan kebaikan. Allah akan mengganti ketakutan kita dengan rasa damai,
kefakiran kita dengan kecukupan, kebodohan dengan pengetahuan, kesesatan dengan
petujuk. Itu semua karena Maha Welas Asih-Nya dan Pengampunnya Allah kepada
kita.
Allahu Akbar 3 x Walillahil
Hamdu
Saudara-saudariku yang diampuni Allah
Akhirnya kita akan bertanya, bagaimanakah caranya tobat agar
konsisten, tidak bertobat lalu tetap bermaksiat? Allah juga memberi tuntunan
kepada kita untuk jalan tobat itu, mari kita renungi:
وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلاةِ
وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلا عَلَى الْخَاشِعِين الَّذِينَ يَظُنُّونَ
أَنَّهُمْ مُلاقُو رَبِّهِمْ وَأَنَّهُمْ إِلَيْهِ رَاجِعُونَ
Artinya, “Dan mintalah pertolongan (kepada Allah)
dengan sabar dan (mengerjakan) salat. Dan sesungguhnya yang demikian itu
sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk, (yaitu) orang-orang yang
meyakini, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali
kepada-Nya (mati).” (Al-Baqarah ayat 45-46).
Ayat ini
adalah penegasan Allah bahwa dalam segala hal apa saja, kemelaratan untuk
menjadi kaya misalnya, kesakitan untuk menjadi sehat, kesempitan untuk menjadi
kejembaran, lebih-lebih memohon ampunan segala dosa agar menjadi manusia yang
taat dan baik, Allah memerintahkan kepada kita untuk memohon pertolongan hanya
kepada-Nya dengan dua macam cara, atau bisa kita sebut dengan dua macam jimat amalan
ampuh, yaitu SABAR dan SALAT, tidak ada yang lain.
Kenapa SABAR dulu? Karena orang yang salat
tanpa di dasari kesabaran, akan menjadi salat yang sia-sia yang tidak membawa
kebaikan kepada dirinya. Misalnya, orang yang salat tapi tetap saja maksiat dan
jahat, sebabnya karena dia TIDAK SABAR
untuk tidak berperilaku jahat dan bermaksiat. Orang macam ini banyak sekali
saat ini.
Maka, tidak semua orang yang salat itu baik,
tapi semua orang yang baik pasti salat. Sama halnya juga, tidak semua orang
yang salat itu sabar, tapi semua orang yang sabar itu pasti salat. Kalau ada
orang yang baik tapi dia tidak salat? Berarti kebaikannya bohongan atau sia-sia
belaka. Sebab, bagaimana mungkin dia mau berbuat baik kepada sesama manusia lawong berbuat baik kepada tuhannya yang
menciptakannya saja berupa ketaatan kepada-Nya tidak dia patuhi?! Itulah orang
yang baik yang salat tapi tidak sabar.
اعُونَالْمَ وَيَمْنَعُونَ يُرَاءُونَ هُمْ الَّذِينَ
سَاهُونَ صَلاتِهِمْ عَنْ هُمْ الَّذِينَ لِلْمُصَلِّينَ فَوَيْلٌ
Artinya, “Maka kecelakaanlah
bagi orang-orang yang salat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari salatnya,
orang-orang yang berbuat ria, dan enggan (menolong dengan) barang berguna.”
(QS, Al-Ma’un: 4-7)
Saudara-saudariku, maka yang betul adalah
perintah Allah kita harus utuh kedua-duanya: kita harus SALAT dan SABAR dalam
salat itu. Namun, demikian, Allah juga mengakui bahwa untuk mengutuhkan
keduanya sekaligus itu sangatlah sulit dilakukan oleh kita. Maka Allah juga
mengasih solusi agar kita bisa melakukan keduanya sekaligus secara utuh, yaitu
dengan cara keyakinan dalam hati bahwa segalanya dari, untuk, dan akan kembali
kepada Allah. Singkatnya: ELING MATI.
Elig mati ini adalah ajaran dan amalan ampuh para
Nabi dan Rasul, para sahabat, dan orang-orang saleh untuk menjadi orang yang
slamat bahagia dunia akherat.
Rasulullah menegaskan kepada kita:
أكثروا ذكر هَاذِمِ اللَّذَّاتِ فإنه ما ذكره أحد
فى ضيق من العيش إلا وسعه عليه ولا فى سعة إلا ضيقه عليه
“Perbanyak-banyak
mengingat pemutus kelezatan (yaitu kematian) karena jika seseorang mengingatnya
saat kehidupannya sempit, maka ia akan merasa lapang dan jika seseorang
mengingatnya saat kehipannya lapang, maka ia tidak akan tertipu dengan dunia
(sehingga lalai akan akhirat).” (HR. Ibnu Hibban dan Al Baihaqi, dinyatakan
hasan oleh Syaikh Al Albani).
Konon, sahabat Nabi, kholifah Umar bin Khattab,
Beliau adalah seorang yang hebat, pemberani, cerdas, sekaligus ahli ibadah,
tiap hari Beliau selalu mengingat mati. Setiap keliling menyambangi rakyatnya,
Beliau selalu bersyair, kulla yaumin
yuqaalu mata fulan 3x, wadzata yaumin yuqaalu mata umar. Setiap hari
diumumkan telah meninggal sang fulan, dan pada suatu hari akan diumumkan juga
telah meninggal Umar. Begitu juga, tiap saat kita mendengar pengumuman di
Masjid, innalillahi wainailaihi rajiun
pertanda telah meninggal seorang saudara kita, namun secara pasti suatu saat
akan juga diumumkan innalillahi wa inna
ilaihi rajiun pertanda kita sendiri telah meninggal. Ya Allah, Subhanallah,
nastagfirullah.
Saudara-saudariku, jikalaulah hidup ini memang
pilihan, dan kita berhak masing-masing memilih terserah kita, silahkanlah
memilih. Hanya saja, tegahkah kita memilih sesuatu hanya gara-gara nafsu yang
menipu. Tegahkah kita pada diri kita sendiri dengan memilih suatu jalan hidup
yang menyenangkan namun akhirnya menyengsarakan, atau memilih yang
kegembiraannya hanya sesaaat namun mengakibatkan siksaan yang berkepanjangan?
Wahai saudara-saudariku, seberapa jauhkan jikalau
anda nekat memilih kesenangan yang sementara itu, hidup memilih yang
bergaya-gaya itu, hidup tampil ngapret-ngapret itu, apa sih utungnya? Dan
seberapa besarkah nikmatnya? Padahal hidup ini hanya sekali dan sesaat saja. Nafas
kita kita tidak tahu kapan melesatnya dari raga kita. Sedangkan kita pasti
mati. Dan mati bukan karena muda atau tua, bukan karena sehat atau sakit.
Jikalau bukan detik ini kita mati maka detik selanjutnya, kalau tidak hari ini
maka hari berikutnya, kalau tidak bulan ini maka bulan berikutnya dan kalau
tidak tahun ini maka tahun depan. Yang pasti, ingatlah, kita hidup ini setiap
hari sejatinya makin hari makin mendekat kepada kuburan.
Wahai saudara-saudariku, andai saja kita mau
berpola hendak memamerkan kemulusan tubuh kita dan kemolekan wajah kita,
hendaklah segera kita ingat, bahwa kemulusan dan kemolekan tubuh itu, sebentar
lagi pasti, pasti, dan pasti menjadi mayat, menjadi bangkai yang dikerubungi
belatung-belatung tanah.
Subhanallah,
Allahu Akbar walillahil hamdu.
Saudara-saudariku
yang diampuni Allah
Menurut hitungan Allah, hidup di dunia 1000 tahun
berbanding 1 hari di akherat.
وَيَسْتَعْجِلُونَكَ بِالْعَذَابِ وَلَنْ يُخْلِفَ اللَّهُ وَعْدَهُ وَإِنَّ يَوْمًا عِنْدَ رَبِّكَ كَأَلْفِ سَنَةٍ مِمَّا تَعُدُّونَ
“Dan mereka
meminta kepadamu agar azab itu disegerakan, padahal Allah sekali-kali tidak
akan menyalahi janji-Nya. Sesungguhnya sehari di sisi Tuhanmu adalah seperti
seribu tahun menurut perhitunganmu.” (Qs. Al-Hajj: 47)
1000 tahun (dunia)=1 hari (akhirat), 1000
tahun (dunia)=24 jam (akhirat), 1 tahun (dunia)=24/1000=0,024 jam (akhirat).
Jadi, bila umur manusia rata-rata 63 tahun maka menurut waktu akhirat adalah 63
x 0,024 = 1,5 jam (akhirat). Sungguh sangat singkat sekali, kita hidup di dunia
ini sejatinya hanya dikasih jatah oleh
Allah 1.5 jam saja. Kita dikasih peluang berbuat baik dan mengabdi kepada Allah
hanya dalam 1.5 jam saja. Kita dikasih kesempatan bertobat oleh Allah hanya
dalam 1.5 jam saja. Maka, betapa ruginya kita bila menggunakan waktu hidup 1.5
jam itu dengan sia-sia, bahkan bergelimang dalam maksiat dan dosa. 1.5 jatah
hidup itu justru malah kita pertaruhkan untuk membangun neraka kita kelak. Ya Allah, Subhanallah, nastagfirullah.
Saudara-saudariku, mari kita juga menghitung-hitung
salat 5 waktu kita. Rata-rata orang salat ambil paling lamanya 15 menit/salat:
15 menit X 5 waktu = 75 menit (1.15). Jadi saben hari kita salat 5 waktu hanya
membutuhkan waktu 1.15 jam. Bandingkan dengan waktu yang dibuat lainnya. Waktu
salat tak ada seberapanya dibanding waktu leha-leho di depan televisi, waktu
salat tak ada seberapanya dibanding nonton sepak bola atau acara TheTerong di
televisi, waktu salat sedikit sekali dibanding waktu ngrumpi-ngrumpi, dan waktu
salat lebih cepat dari habisnya sebatang rokok. Padahal salatlah yang
menyebabkan kita selamat dunia akherat yang waktunya amat tidak seberapa itu.
Maka, kenapa kita punya waktu hanya sesaat itu saja
melakukan salat untuk Tuhan kita yang menciptakan kita, yang menyelamatkan
kita, yang memberi kita hidup, masih sempat-sempatnya kita tinggalkan, kita tunda-tunda,
bahkan kita sepelekan?! Ya Allah,
nastagfirullah.
Allahu
Akbar 3 x Walillahil Hamdu
Para jama’ah salat Idul Fithrih yang dicintai
Allah
Demikianlah apa yang bisa dan
mampu saya sampaikan, jikalau ada benar dan baiknya, itu semata-mata petunjuk
dari Allah SWT. Namun kepastian ada salah dan kurangnya, itu adalah semata-mata
dari saya sebagai manusia biasa gudang salah dan dosa. Karena sebagai manusia
apapun yang ada pada diri dan sekitar kita adalah sekedar sebagai titipan dan
kita di atas bumi ini hanya sekedar numpang sesaat saja.
اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ
الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. وَاَمَّا مَنْ خَافَ مَقَامَ ربِّهِ ونَهَيَ النَّفْسَ عَنِ
اْلَهوَى فَاِنَّ الْجَنَّةَ هِيَ اْلمَأْوَى. جَعَلَنَا اللهُ وَاِيَّاكُمْ مِنَ
اْلعَائِدِيْنَ وَاْلفَائِزِيْنَ وَاْلمَقْبُوْلِيْنَ وَاَدْخَلَنَا وَاِيَّاكُمْ فِى
زُمْرَةِ عِبَادِهِ الصَّالِحِيْنَ وَاَقُوْلُ قَوْلِى هَذَا وَاسْتَغْفِرُ لِى وَلَكُمْ
وَلِوَالِدَيَّ وَلِسَائِرِ اْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرْهُ اِنَّهُ
هُوَاْلغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khutbah Kedua
اللهُ اَكْبَرْ (3×) اللهُ
اَكْبَرْ (4×) اللهُ اَكْبَرْ كبيرا وَاْلحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ الله بُكْرَةً
وَ أَصْيْلاً لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَالللهُ اَكْبَرْ اللهُ اَكْبَرْ وَللهِ اْلحَمْدُ.
اْلحَمْدُ للهِ عَلىَ اِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ.
اَمَّا بَعْدُ, فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ
فِيْمَا اَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَزَجَرَ.وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهّ اَمَرَكُمْ
بِاَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ. وَقَالَ تَعاَلَى, اِنَّ
اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا
صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ
وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ
Ya
Allah ya Tuhan kami yang Maha Welas Asih dan Pengampun, jadikan kami ya Allah
sebagai hamba-hamba-Mu yang berhati bersih, yang penuh saling welas asih, jauh
dari hati yang kotor, jiwa yang arogan, sikap merasa benar sendiri, prilaku
sombong, dengki, dan saling merendahkan di antara sesama kami. Serta jauhkan
kami dari terpukau dengan nafsu, jiwa yang suka dan bangga dengan maksiat. Ya
Allah, ampuni kebodohan kami, kelemahan kami, kelalaian kami, kemaksiatan kami
dan dosa-dosa kami.
رَبَّنَا
اغْفِرْ لَنَا وَلإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِاْلإِيْمَانِ وَلاَ تَجْعَلْ
فِيْ قُلُوْبِنَا غِلاًّ لِّلَّذِيْنَ ءَامَنُوْا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ.
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ
مِنَ الْخَاسِرِيْنَ.
عِبَادَ
اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى
وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ.
فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ
وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.
Kalisat Gunung Kawi Malang, 28 Juli 2014 M, 1 Syawal
1435 H.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar